TENTANG KAMI

Viking surabaya timur adalah wadah komunitas viking yang ada di wilayah surabaya timur dan sekitarnya
dari kota Pahlawan untuk Persib




BONEK VIKING SATU HATI


Melihat sejarah, VIKING dan BONEK adalah pendukung sejati dari klub perserikatan yang sudah menjadi musuh bebuyutan dari sejak jaman perserikatan, yaitu PERSIB dan PERSEBAYA. Dilihat dari kacamata awam, tidak mungkin pendukung sejati yang berani mati demi mendukung timnya bisa bersahabat bahkan bersaudara dengan pendukung sejati yang sama-sama berani mati demi mendukung tim musuh bebuyutan. Tetapi ternyata VIKING dan BONEK membuktikan bahwa mereka bisa. Persaudaraan mereka dilandasi perasaan senasib dimana mereka selalu dijadikan bahan hujatan dan pendiskreditan dari masyarakat sepakbola nasional. Bahkan pers nasional pun paling senang apabila ada kerusuhan di partai yang melibatkan PERSIB atau PERSEBAYA karena bisa dijadikan headline dan sudah jelas pihak mana yang akan disalahkan.

Sejak dulu VIKING dan BONEK diidentikkan dengan kerusuhan. Istilahnya dimana ada pertandingan yang ditonton oleh VIKING atau BONEK maka akan terjadi kerusuhan. Hal-hal jelek dan bersifat mendiskreditkan itulah yang lebih sering diekspos oleh media massa nasional. Padahal tidak semua kegiatan atau kelakuan VIKING dan BONEK berujung pada kerusuhan. Dan tidak semua kerusuhan itu diakibatkan oleh mereka. Mereka hanyalah kaum tertindas yang selalu dipersalahkan karena dosa-dosa di masa lalu. Sangat jarang sekali (atau bahkan tidak pernah?) media massa nasional memberitakan kegiatan positif yang VIKING atau BONEK lakukan. Sangat jauh berbeda dengan pemberitaan media massa nasional tentang pendukung tim lain. Ketika terjadi kerusuhan yang melibatkan mereka hanya ditulis sedikit (atau bahkan tidak ditulis sama sekali?) dan ditutupi dengan kata-kata “oknum yang mengatasnamakan pendukung…”. What a bullshit! Sedangkan ketika melakukan kegiatan positif, media massa nasional langsung memberitakan secara besar-besaran, sebesar berita kerusuhan yang melibatkan VIKING atau BONEK. Bahkan saking terlalu seringnya pemberitaan yang memojokkan VIKING sebagai bobotoh PERSIB, bobotoh lain yang bukan anggota VIKINGpun menjadi antipati terhadap media massa nasional. Sampai ada jargon di kalangan bobotoh bahwa “PERSIB besar bukan karena pemberitaan media massa nasional, PERSIB besar karena bobotoh dan prestasi. PERSIB dan bobotoh tidak membutuhkan media massa nasional untuk menjadi besar. Media massa nasional-lah yang membutuhkan PERSIB untuk menjadi besar dan terkenal”.

Hal itulah yang mungkin menjadi salah satu penyebab munculnya perasaan senasib dan berkembang menjadi ikatan persaudaraan, selain tentunya kerusuhan di Jakarta dimana BONEK yang hendak mendukung PERSEBAYA di Senayan diserang oleh sepasukan organisasi masyarakat (?), yang tidak usah saya sebutkan disini karena semua juga sudah tau, dan kemudian diselamatkan oleh beberapa bobotoh (anggota VIKING) yang kebetulan sedang ada disana. Juga ketika PERSIB melawat ke Surabaya, dimana anggota VIKING yang mendukung PERSIB di sana dijamu sangat baik oleh BONEK. Demikian pula ketika PERSEBAYA yang bertanding di Bandung, giliran BONEK yang dijamu sangat baik oleh VIKING.
Indahnya persaudaraan diantara dua kubu suporter TERBESAR di Indonesia itu. Jadi saat ini BONEK bukan hanya berarti BONDO NEKAT, tapi bisa juga berarti BOBOTOH NEKAD.
Karena VIKING atau BONEK sama saja..!!!
dan Karena VIKING BONEK SATU HATI...!!!
ANTI PROVOKATOR JANCOK


VIKING PERSIB


Periode 1993-1998
Bermula saat sekelompok bobotoh fanatik PERSIB yang biasa“menghuni” tribun selatan mencetuskan ide untuk menjawab totalitas “sang idola” PERSIB Bandung di lapangan dengan sebuah totalitas dalam memberi dukungan, maka setelah melalui beberapa kali pertemuan yang cukup alot dan memakan waktu, akhirnya terbentuklah sebuah kesepakatan bersama. Tepatnya pada Tanggal 17 Juli 1993, disebuah rumah dibahu jalan Kancra no. 34, diikrarkanlah sebuah kelompok Bobotoh dengan nama VIKING PERSIB CLUB.. Adapun pelopor dari pendiriannya antara lain ; Ayi Beutik, Heru Joko, Dodi “Pesa” Rokhdian, Hendra Bule, dan Aris Primat dengan dihadiri oleh beberapa Pioner Viking Persib Club lainnya, yang hingga kini masih tetap aktif dalam kepengurusan Viking Persib Club. Nama VIKING diambil dari nama sebuah suku bangsa yang mendiami kawasan skandinavia di Eropa Utara. Suku bangsa tersebut dikenal dengan sifat yang keras, berani, gigih, solid, patriotis, berjiwa penakluk, pantang menyerah, serta senang menjelajah. Karakter dan semangat itulah yang mendasari “Pengadopsian” nama VIKING kedalam nama kelompok yang telah dibentuk. Secara demonstratif, Viking Persib Club pertama kali mulai menunjukan eksistensinya pada Liga Indonesia I — tahun 1993, yang digemborkan sebagai kompetisi semi professional pertama di Tanah Air kita. Slogan “PERSIB SANG PENAKLUK” begitu dominan terlihat pada salah satu atribut yang dipakai anggotanya. Viking dimasa ini masihlah sangat tradisional dan belum menunjukkan geliat sebagai sebuah organisasi yang utuh secara profesional, bahkan pada awalnya mereka tidak mempunyai homebase dan menjadikan halaman sekretariat PERSIB di Jalan gurame sebagai tempat berkumpul. Seiring waktu kehadiran mereka yang merajai tribun selatan pun mulai dikenal dan diakrabi bobotoh, banyak pula yang berminat untuk menjadi bagian dari Viking, pendaftaran anggota pun mulai dibuka lebar.
Periode 1999-2004
Diperiode ini, Viking mengalami penambahan anggota yang cukup signifikan, bahkan karena saking banyaknya anggota maka para pimpinan Viking pun merasa bahwa tribun selatan sudah tak mampu lagi menampung jumlah anggota yang rutin menyaksikan pertandingan PERSIB secara langsung di Siliwangi, akhirnya tribun timur pun menjadi pilihan, terhitung sejak liga Indonesia VI, Viking mulai “hijrah” ke tribun timur dan menunjukkan eksistensi serta dukungan dari tribun dengan “view” yang lebih nyaman dan kapasatitas tempat duduk lebih besar.
Diperiode ini pulalah, tepatnya medio 2002-2003, Viking mengalami sebuah momentum penting saat Yudi Baduy sang sekretaris umum mulai sibuk dengan rutinitas dan pekerjaannya sehingga Viking membutuhkan darah segar untuk tetap menjaga dinamika roda organisasi, dan masuklah Budhi Bram, keterlibatannya bersama Viking dimulai saat yang bersangkutan menggarap album Kompilasi yang pertama. Seiring waktu, akhirnya Budhi Bram resmi menjabat sebagai sekretaris umum Viking yang baru.
Pada masa ini pulalah Viking yang tetap di pimpin oleh dwitunggal Herru Joko sang ketua umum dan Sang Panglima,Ayi Beutik mulai tumbuh sebagai organisasi yang sesungguhnya, seluruh potensi organisasi pun terus dioptimalkan untuk mendatangkan manfaat bagi PERSIB dan Viking sendiri. Viking dengan jumlah anggotanya yang mencapai ribuan orang mulai dilirik oleh berbagai perusahaan dan menjalin beberapa kerjasama dalam event-event besar. Tercatat berbagai perusahaan, mulai dari rokok, selular hingga clothing pernah menjalin kerjasama dengan Viking Persib Club.
lama kelamaan aksi Viking tak hanya sekedar bersorak di stadion, namun aktivitasnya mulai menyentuh berbagai aspek kehidupan, seperti bakti sosial, sunatan masal, kompetisi-kompetisi kreatif dll. Dimasa ini pulalah Viking mulai menjalin simpul-simpul signifikan dengan pihak-pihak yang strategis, seperti walikota Bandung dll.
Periode 2005-2009
Dimasa ini Viking semakin mapan dan dewasa, bahkan sisi komersil pun mulai teroptimalkan secara elegan. Lihat saja kelahiran Viking Persib fanshop yang bergerak dibisnis properti supporter, ataupun album digital dan bisnis RBT serta website resmi http://www.vikingpersib-club.com yang digarap oleh Viking, semakin menunjukkan ke-profesionalan organisasi ini. Jangan lupakan pula kehadiran PERSIB magz yang fenomenal dan sempat mewarnai dunia media soporter ditanah air dan berganti nama menjadi majalah
Idealisme Viking Persib Club
Viking Persib Club adalah sebuah kelompok bukanlah organisasi atau fans club dengan segala aturan-aturan formal yang mengikatnya. Setiap anggota atau Vikers adalah bagian dari sebuah “Keluarga”, …. Dan layaknya sebuah Keluarga, keberagaman sifat dan tingkah laku yang berada didalamnya adalah merupakan sesuatu hal yang lumrah, dan Viking akan selalu berusaha untuk mengakomodir keberagaman tersebut.
Kelompok Suporter dapat dikatakan sebagai kelompok sosial, karena didalamnya terdapat sekumpulan individu yang berinteraksi secara bersama-sama serta memiliki kesadaran keanggotaan yang didasarkan oleh kehendak dan prilaku yang disepakati. Seperti kebanyakan kelompok-kelompok Bobotoh lainnya yang turut terlahir sama seperti halnya Viking Persib Club, yaitu secara Grass Root (dari arus bawah), maka Viking Persib Club memiliki cara atau cirri khas dalam menyikapi setiap permasalahan anggotanya. Hubungan pertemanan dan kekeluargaan yang tulus, erat tanpa pamrih serta rasa persaudaraan yang tinggi menjadi modal yang kuat bagi VIKING untuk terus eksis selama beberapa dekade.
Keanggotaan Viking Persib Club yang semakin besar, jelas menuntut sebuah tanggung jawab serta pengaturan yang sedemikian rupa secara professional, agar dapat lebih terukur dari segi pendataan, keuangan, rutinitas maupun manajerial, yang tentu saja membawa dampak tanggung jawab yang sangat besar bagi kepengurusan Viking Persib Club. Namun tentu saja semua formalitas tersebut tidak akan menghilangkan warna, ciri khas serta karakter Viking Persib Club. “Viking tetaplah Viking! Dia harus bercirikan kedekatan yang tulus antar anggotanya dan berkarakter sebagai sebuah keluarga ataupun geng”
Viking Persib Club murni lahir secara independen berdasarkan inisiatif dari para Bobotoh dari golongan grass root. Dalam pandangan Viking, supporter tidak hanya berperan sebagai “tukang sorak” saat menyaksikan dan mendukung kesebelasan kesayangannya, tetapi peran supporter harus lebih dari itu! Dia harus menjadi pembangkit semangat saat tim kesayangannya jatuh bangun menunaikan tugasnya dilapangan. Supporter juga harus menjadi kekuatan tambahan bagi para pemain dilapangan, …… intinya, supporter harus menjadi pemain ke-12! Dan VIKING ingin menjadi pemain ke-12 bagi PERSIB.
Pada saat ini, …… ketika sepakbola sudah menjadi industri, Peranan Bobotoh buat PERSIB pun menjadi berkembang tidak hanya sebagai objek pelengkap saja. Bobotoh seharusnya menjadi bagian dari prestasi dan keberhasilan yang dicapai oleh PERSIB. Berangkat dari sana, ….. Viking Persib Club pun mulai mengembangkan sayapnya dalam berbagai bentuk aktualisasi diri, mulai dari peningkatan pengkoordiniran massa dengan dibentuknya “distrik” di berbagai wilayah pada kantung-kantung Bobotoh, Penjualan Merchandise, pembuatan album kompilasi Persib, hingga tour organizer yang menyelenggarakan pemberangkatan rombongan Bobotoh ketika mendukung PERSIB apabila bermain tandang.
Kepemimpinan & Kepengurusan Viking Persib Club
Sejak awal berdirinya hingga saat ini, ….. Viking Persib Club diketuai oleh Heru Joko, dengan Panglima — Ayi Beutik. Pertanyaan yang muncul, ……. Mengapa harus ada figur panglima? Jawabannya singkat saja, karena Bobotoh terikat secara emosional, dan mereka mengikatkan diri kepada PERSIB dan juga kepada sesama pendukung Persib. Kata Panglima disini adalah sosok “Ibu” dalam keluarga, pengasuh bagi anak-anaknya, sosok yang memimpin serta melindungi para anggota apabila terjadi sesuatu dilapangan. Sedangkan jabatan Ketua Umum yang disandang Heru Joko, adalah sebagai figure kharismatik yang memiliki fungsi politis keluar organisasi atau kelompok lain. Lain halnya dengan Yoedi Baduy yang menjabat sebagai Sekretaris Umum, ia mengelola dan mengkoordinir segala bentuk kegiatan secara administratif. Bisa dikatakan ketiganya adalah pemimpin atau leader Viking Persib Club, yang tentu saja ditopang oleh pentolan-pentolan Viking Persib Club yang lainnya, seperti ; Yana Ewok, Asep “Ucok”, Yana Bool (Mr. Y), Dadan Gareng, Boseng, Odoy, Pesa dan Hendra Bule.
Dan yang tak kalah pentingnya lagi, …… kontribusi Distrik-distrik Viking Persib Club yang saat ini sudah tersebar diberbagai wilayah , seolah menjadi elemen penting lainnya bagi pendobrak berkembangnya Viking Persib Club dewasa ini.

Yudi, "Kliping Jadi Saksi Sejarah"


, "Kliping Jadi Saksi Sejarah" 
Media massa, apapun bentuknya, apakah itu surat kabar, majalah, ataupun televisi adalah salah satu sumber informasi mengenai segala hal. Namun bagi Yudi Guntara media massa bisa menjadi saksi perjalanan kariernya sebagai pesepakbola.

"Keluarga saya punya kebiasaan  mengkliping berita atau foto saya yang ada di media massa. Ini dilakukan sejak awal saya berkarier di dunia sepakbola" ujar gelandang serang PERSIB era 90-an ini.

Kliping tersebut ditata rapi dalam kertas karton berukuran besar dan dipajang di kamar pribadi karyawan Bank BJB yang kini bertugas di Sukabumi ini. Sementara foto-foto tersimpan dalam tiga album besar, sebagian diberi pigura dan ditempatkan di ruang tamu rumahnya yang asri di kawasan Lembang.

"Ternyata dokumentasi selama berkarier di dunia sepakbola ada manfaatnya. Selain mengenang masa-masa indah saat masih aktif dahulu, saya juga bisa cerita sama anak-anak bahwa bapaknya pernah jadi pemain bola " kata Yudi sambil tersenyum.

Apa yang telah dilakukan Yudi bisa menjadi contoh bagi pemain PERSIB saat ini untuk membiasakan diri mendokumentasikan kiprahnya sebagai pesepakbola.

Yusuf Bachtiar, Kabur Latihan Bulu Tangkis Demi Sepak Bola

 Bachtiar sebagai salah satu legenda PERSIB yang pernah mencetak satu gol kemenangan ke gawang Timnas Malaysia dalam Pesta Sukan II Piala Hassanal Bolkiah di Brunei Darussalam tahun 1986. Dalam meniti karier perjalanan menjadi pemain sepak bola, tenyata tak semudah yang dibayangkan.

Lahir dari keluarga yang mempunyai latar belakang pemain bulu tangkis, Yusuf Bachtiar sempat ditolak keras oleh sang ayah untuk bermain sepak bola karena sudah difokuskan untuk bermain bulu tangkis.

“Dulu, saya waktu mau main bola harus sembunyi-sembunyi. Kalau mau main bola itu di Tegallega karena di sana lapanganya banyak. Terkadang pada saat waktu latihan bulu tangkis saya kabur dipake buat sepak bola,” ujar Yusuf mengenang.

Pemain yang sempat membawa PERSIB meraih juara Liga Indonesia 1994/1995 ini menuturkan, untuk membeli sepatu sepak bola pun harus dengan uang sendiri. Bahkan Yusuf tidak berani menyimpan sepatunya di rumah dan menitipkan di rumah salah satu temanya.

“Dulu saya berdikari mencari uang untuk membeli sepatu dengan menjual kelereng serta membuat layang-layang. Sepatu saya seharga Rp 3.000 yang saya beli di Kebon Kalapa,” ucap yusuf. Ia pun akhirnya diizinkan bermain sepak bola setelah sang kakak Yana Rodiana terpilih menjadi pemain sepak bola untuk mewakili pelajar Indonesia di tingkat Asia Tenggara.

Semasa karier Yusuf di PERSIB, momen yang paling berkesan baginya yaitu pada saat PERSIB meraih juara Liga Indonesia I 1994-1995 dan ketika mengalahkan TimNas Malaysia 1-0 dalam pesta Sukan II Piala Hassanal Bolkiah di Brunei Darussalam tahun 1986.

Pemain legendaris Persib yang selalu di kenang


Tim Terbaik PERSIB Sepanjang Masa

Persib besar karena sejarah, tim yang mempunyai perjalanan sangat panjang dan mampu berdiri hingga saat ini. Demikian juga dengan para pemainnya. Akan selalu banyak kisah dan cerita yang pernah terjadi dari para pemain selama membela Persib Bandung. Dan berikut adalah tim Persib terbaik sepanjang masa. Sangat sulit untuk menentukan siapa yang pantas menjadi penghuni starting XI di skuad Persib sepanjang masa. Jika pilihannya adalah 100 pemain Persib sepanjang masa, mungkin kasusnya tidak akan menjadi sesulit ini, karena memang sangat banyak pemain bagus Persib yang sedang atau pernah membela Persib dengan kemampuan dan latar belakang kisah serta prestasi yang berbeda-beda yang layak masuk di kategori ini. Tetapi pada akhirnya pilihan tetap harus dijatuhkan. Maka inilah sebelas pemain sepanjang masa Persib versi mengbal.com
Formasi yang dipilih dalam Persib sepanjang masa ini adalah 4-3-3. Alasannya, inilah formasi yang menunjukan orientasi menyerang. Dibanding 4-4-2 yang relatif seimbang atau 3-5-2 yang memberikan gelar Ligina pertama untuk Persib, formasi 4-3-3 lebih bisa menunjukan dominasi di sisi penyerangan. Dengan asumsi ciri khas permainan Persib yang senang menyerang dari kaki ke kaki, maka formasi 4-3-3 inilah yang akhirnya mendekati ke deskripsi itu. Di sisi lain, formasi 4-3-3 ini juga telah memberikan gelar juara pada era ‘dream team’ tahun 86 dan di tahun 1990.
Maka, inilah formasi Persib sepanjang masa:
4-3-3: Sobur, Encas Tonif, Adeng Hudaya, Robby Darwis, Dede Iskandar; Adjat Sudrajat, Max Timisela, Yusuf Bachtiar; Aang Witarsa, Sutiono Lamso, Wowo Sunaryo.

KIPER
 
Sobur: Salah satu pemain yang tergabung dalam ‘generasi emas’ di era kebangkitan Persib di tahun 1986. Sobur lah yang mengawal gawang Persib ketika menjuarai Perserikatan di tahun  itu. Kehausan bobotoh atas gelar juara dan trauma selalu kalah pada dua final sebelumnya akhirnya terobati dengan diboyongnya gelar juara perserikatan ke Bandung. Dan keberhasilan itu tidak lepas dari andil Sobur dalam mengawal gawang. Dialah legenda dan kiper utama Persib pada dekade itu.

BEK
 
Adeng Hudaya: Jika bertanya siapa libero terbaik sepanjang sejarah Persib, nama Adeng Hudaya pasti akan menjadi satu nama yang tidak akan terlewatkan. Pria kelahiran Cikajang, Garut ini adalah Franz Beckenbauer-nya Persib. 12 tahun menjadi kapten Persib sejak tahun 1980, Adeng berhasil mempersembahkan dua gelar piala perserikatan di tahun 1986 dan 1990. Selama karir bermainnya, Adeng hanya terkena satu kartu kuning ketika melawan Persija.
 
Robby Darwis‘Halik ku aing’ atau dalam artian bahasa Indonesia adalah ‘awas, biar saya yang ambil’identik dengan Robby Darwis. Kata yang menjelaskan tentang jangan ada yang mengambil  set pieceselain Robby adalah gambaran bagaimana dominasi seorang Robby Darwis ketika dia ada di dalam lapangan. Robby adalah kapten Persib yang mengangkat piala di Liga Indonesia pertama. Dia juga satu-satunya pemain Persib yang mampu membawa Persib juara empat kali (1986, 1990, 1994, 1995). Medali emas Sea Games 1987 dan 1991 menambah catatan bahwa prestasinya diakui di Asia tenggara. Dialah salah satu generasi Marek janota yang bisa lintas generasi di tim sampai generasi Yaris Riyadi.
 
Dede Iskandar: Ketika harus menentukan siapa yang pantas mengisi posisi fullback kiri skuad Persib sepanjang masa, nama Dede Iskandar menjadi nama yang ‘wajib’ disimpan di posisi itu. Dialahfullback terbaik yang pernah dimiliki Persib. Tiga gelar juara di tahun 1990, 1994 dan di liga Indonesia tahun 1995 berhasil diboyongnya bersama Persib. Hampir tidak tergantikan di posisinya. Bahkan ketika Persib harus bermain dengan formasi 3-5-2, Dede Iskandar pun tetap tidak tergantikan. Dia bermain menjadi winger ketika formasi itu mulai masuk ke Persib di era Indra Thohir. Dede Iskandar memang bukan pemain dengan kategori top class di kancah sepakbola nasional. Tapi dia adalah pemain yang amat sangat berguna dan mempunyai peran vital di Persib. Hingga saat ini, belum ada fullback yang bisa sangat berguna untuk kinerja tim dan berprestasi seperti Dede Iskandar.
 
Encas Tonif: Encas Tonif adalah bek tangguh yang sulit dilewati. Bersama Risnandar, Ganjar Nugraha dan Sukowiyono, merekalah generasi yang terbaik sebelum era Adjat Sudrajat lahir. Encas Tonif merupakan bintang Persib di era nya. Sayangnya, dia bermain baik di waktu yang salah. Encas Tonif tergabung di skuad Persib yang terdegradasi di tahun 1978.

TENGAH
 
Adjat Sudrajat: Adjat Sudrajat,  dialah seorang fenomenal asal Bandung. Seorang bintang yang sesungguhnya. Pemakai dengan nomor punggung 10 yang di era itu pastilah pemain bintang, dan Adjat memang layak mengenakan nomor 10 di Persib. Dia yang memberikan gelar juara perserikatan tahun 1986 dan 1990. Layaknya seorang bintang besar, karir Adjat pun dibumbui beberapa kontroversi diluar lapangan dan menjadi kesukaan para kuli tinta. headline koran tentang Adjat diluar lapangan sama seringnya dengan headline tentang kehebatan Adjat di dalam lapangan. Termasuk kontroversi kepindahan Adjat dari Persib ke Bandung raya karena ketidakpuasannya terhadap management. Seorang bintang besar nan kontroversial pernah lahir disini. Adjat, dia memang fenomenal..
 
Max Timisela: Pemain tengah yang dari awal hingga akhir karirnya hanya bermain untuk Persib Bandung. Max timisela adalah gelandang dengan postur ideal. ‘Balik Bandung’, suatu idiom sepakbola yang artinya tendangan salto menjadi ciri khas pemain dengan panggilan Maxi ini. suatu ketika, di tahun 1965 tim nasional Indonesia beruju coba dengan Werder Bremen di Jerman. Max Timisela tampil trengginas mengacak-acak lini tengah Werder Bremen dan mecetak dua gol walaupun akhirnya timnas harus kalah dengan skor 5-6. Melihat talentanya yang luar biasa, wali kota Bremen akhirnya meminta Super Maxi untuk bergabung dengan Werder Bremen. Bagi mereka, kualitas Maxi setara dengan para pemain Eropa. Sempat bergabung dengan Werder Bremen, Maxi akhirnya harus ditarik pulang ke Indonesia dengan alasan tim nasional saat itu sangat membutuhkan jasanya.
 
Yusuf Bachtiar: Seorang playmaker paling brilian yang dimiliki oleh Persib. Tidak ada lagi yang bisa mengimbangi kemampuan dan imajinasi seorang Yusuf ketika bermain di lapangan. Visi bermain dipadukan dengan tekhnik yang baik adalah modal utama Yusuf. Ketika tim sedang bermain tanpa inspirasi dan ritme yang acak-acakan, Yusuf Bachtiar bisa tiba-tiba datang sebagai seorang jenius yang membuat permainan berubah menjadi baik. Satu assist kepada Sutiono dalam Final Liga Indonesia pertama di Senayan akan selalu diingat sebagai assist bersejarah yang membuat Persib menjadi juara pertama kalinya dalam era Liga Indonesia. Tiga gelar di Persib 1990, 1994, 1995 menjadi ganjaran atas permainan briliannya selama di Persib. Sampai saat ini belum ada yang mampu bermain seperti Yusuf di posisi playmaker. Yusuf, playmaker paling brilian yang pernah dimiliki Persib.

DEPAN
 
Sutiono Lamso: Pencetak gol di final perserikatan tahun 1994 dan final liga Indonesia pertama tahun 1995 yang akhirnya membuat Persib keluar sebagai juara di tahun itu. Berhasil mengumpulkan tiga gelar juara selama karirnya di Persib. Pemain yang selalu ada di saat yang tepat ketika melakoni laga-laga ‘high profile’. Terhitung sejak liga Indonesia pertama digulirkan pada tahun 1994, Sutiono Lamso tercacat telah mencetak total 42 gol. Rekor liga yang sampai sekarang belum terpecahkan di Persib.
 
Wowo Sunaryo: Salah satu pemain dengan gelar ‘guru’. Suatu gelar untuk para legenda besar di Persib. Selain memang Wowo pun pernah mengajar di sekolah rakyat sebagai seorang guru. Gelar ‘guru’ yang kurang lebih seperti gelar ‘sir’ di Inggris. Tidak berlebihan jika akhirnya guru Wowo dianggap menjadi legenda besar Persib. Dia mencetak dua gol di final tahun 1961 yang akhirnya mengantarkan Persib menjadi juara setelah mengalahkan Persija. Pada asean games Jepang tahun 1958, guru Wowo mencatatkan namanya sebagai pencetak gol terbanyak dengan 23 gol. Jika David Beckham melakukan latihan tendangan bebas dengan menggunakan ban yang digantung di gawang, guru Wowo berlatih akurasi tendangan menggunakan drum – drum bekas yang disimpan di gawang. Dan hal ini dilakukan guru Wowo di medio 50an. Jauh sebelum david Beckham melakukan metode latihan seperti ini.
 
Aang Witarsa: Aang Witarsa adalah striker dengan kemampuan lari dan olah bola sangat cepat. Dialah pemain perwakilan dari Persib bandung yang tergabung di tim nasional Olimpiade Melbourne 1956 yang sampai saat ini selalu digadang-gadang menjadi salah satu generasi tim nasional terbaik yang pernah ada karena prestasi menahan imbang Uni Sovyet walaupun di partai ulangan harus mengakui keunggulan Uni Sovyet 0-4. Jika sekarang merchandise seperti penggaris dan pulpen bergambar bintang-bintang sepakbola dunia semodel Leonel Messi dan Cristiano Ronaldo, di masa itu, merchandise itu bergambar muka dan tulisan dengan nama Aang Witarsa. Sebuah pengakuan atas kehebatan aang Witarsa di saat itu.
Tim Cadangan Persib XI sepanjang masa: Djudju Sukandar; R.E Suhendar, Dadang Hidayat, Daman Suryatman; Bambang Sukowiyono, Yaris Riyadi, Henkie Timisela, Risnandar Soendoro; Djadjang Nurjaman, Kekey Zakaria, Ade Dana.
Akan ada banyak debat panjang dalam pemilihan tim Persib XI sepanjang masa. Contohnya adalah bagaimana mungkin pemain seloyal Dadang Hidayat hanya bisa terpilih didalam tim cadangan Persib XI sepanjang masa. Tapi ya itulah, Persib terlahir dengan sejarah yang sangat panjang. Sebelas orang terbaik akan menjadi sangat kurang untuk menjelaskan bagaimana tim ini adalah tim besar yang pernah melahirkan banyak pemain berbakat. Persib XI sepanjang masa dibuat seobjektif mungkin. Tim besar memang akan selalu melahirkan pemain besar.

Robby Darwis




Nama               : Robby Darwis
TTL                  : Bandung, 30 Oktober 1964
Posisi              : Libero
Julukan            : Bima

Libero  legendaris terbaik yang pernah dimiliki Indonesia dan populer di tahun 1990-an merupakan salah satu pemain asli binaan PERSIB Bandung. Yang pasti diingat oleh bobotoh dari sosok Robby Darwis adalah posturnya yang tinggi besar, sehingga bobotoh menjulukinya sebagai "Bima", tokoh pewayangan yang memiliki tubuh raksasa. Selain itu bobotoh PERSIB di masanya pasti teringat oleh ungkapan “halik ku aing”, itu adalah teriakan bobotoh yang bergemuruh setiap kali Robby Darwis menggiring bola membantu penyerangan. Sebagai seorang Libero, Robby Darwis tergolong pemain yang produktif menciptakan gol, baik lewat sundulan kepala maupun eksekusi bola-bola mati.
Kariernya saat menjadi pemain terbilang sangat sukses, ikut mengantarkan PERSIB menjadi juara perserikatan tahun 1986, 1989/1990, 1993/1994 juga menjadi kapten kesebelasan saat PERSIB menjuarai Liga Indonesia yang pertama tahun 1994/1995. Untuk Kompetisi Perserikatan 1986/1987, namanya tercatat sebagai Pemain Terbaik. Pantas jika Robby Darwis kita nobatkan sebagai Legenda PERSIB, karena hanya dialah satu-satunya pemain yang berhasil membawa PERSIB juara hingga 4 kali!

Robby Darwis pernah pula bermain di Liga Malaysia, memperkuat Kelantan FC. Di tim nasional Indonesia (1987-1997), ia tampil sebanyak 53 kali dan mencetak 6 gol.

Di Liga Indonesia 2007 Robby Darwis kembali direkrut PERSIB, kali itu menjadi asisten pelatih Arcan Iurie, di tahun ini pula ia dinobatkan sebagai salah seorang dari 22 pemain legendaris Indonesia oleh Tabloid Bola.

Pada tahun 2008 sempat naik jabatan menjadi pelatih kepala setelah Arcan Iurie mengundurkan diri. Musim selanjutnya kembali menjadi asisten pelatih setelah manajemen PERSIB memilih Jaya Hartono sebagai pelatih kepala.

Pada Tahun 2010 kembali naik jabatan menjadi pelatih Kepala setelah  Jaya Hartono lengser,  dan di musim 2010/2011 kembali dipercaya sebagai asisten dari 3 pelatih yang berbeda yaitu Daniel Darko Janackovic, Jovo Jucovic, dan Daniel Roekito.

Max Timisela



Nama       : Max Timisela
TTL          : Cimahi, 7 Mei 1944
Posisi      : Gelandang - Asisten Pelatih
Julukan    : -

Pemain keturunan Maluku, tetapi lahir di Cimahi ini menempati posisi sebagai gelandang, ia mulai bergabung bersama PERSIB sejak tahun 1962, dan mulai menjadi tulang punggung kira-kira periode 60’an akhir atau awal 70’an. Max Timisela adalah pemain dengan talenta dan bakat alam yang luar biasa, ia dikenal memiliki kemampuan brilian mengolah bola, lari yang cepat, tendangan akurat, serta visi bermainnya yang istimewa, Ia juga piawai menjebol gawang lawan dengan aksi "Balik Bandung" atau kontra salto.

Meskipun secara prestasi di Perserikatan saat itu PERSIB paceklik gelar, namun di ajang turnamen PERSIB justru beberapa kali meraih gelar Juara. Prestasi bersama PERSIB yang pernah diraihnya tidak main-main, antara lain membawa Piala Jusuf di Makassar, Piala Surya di Surabaya, dll. Dari situlah nama Max terkenal ke seluruh tanah air hingga menjadi langganan tim nasional. 

Ketika bergabung dengan timnas PSSI, membawanya pergi keberbagai negara di belahan dunia. Ketika Tur Eropa melawan klub dari Jerman, Werder Bremen pada tahun 1965, timnas kalah 5-6. Max berhasil mencuri perhatian dengan mencetak dua gol. Saat itu juga, pelatih Werder Bremen, Heer Brocker sempat kepincut untuk merekrutnya. Mereka tercengang akan kemampuan pemain ini yang sekelas dengan pemain Eropa, akhirnya Wali Kota Bremen melayangkan pinangan langsung pada Wali Kota Bandung saat itu yaitu Otje Djunjunan. Max pun berkostum Werder Bremen sebelum akhirnya diminta untuk pulang kembali ke Indonesia atas perintah dari Menteri Olah Raga saat itu, Muladi.

Max Timisela gantung sepatu pada usia hampir 35 tahun, tepatnya pada tahun 1978 saat PERSIB terdegradasi ke Divisi I. Seandainya saja saat itu ia masih berusia muda, tentu ia akan terus berjuang bersama PERSIB meskipun bertanding di divisi I. Selain itu PERSIB saat itu sudah seharusnya melakukan regenerasi dengan member kesempatan kepada yang lebih muda.

Setelah pensiun, Max Timisela pernah menjadi asisten pelatih dalam rentang waktu tahun 1986–1990. Prestasi yang dia dapat ketika menjadi asisten pelatih ialah saat dia menjadi asisten pelatih dari Nandar Iskandar, ketika itu PERSIB berhasil meraih juara di Kompetisi Perserikatan 1986. 

Risnandar Soendoro



Nama              : Risnandar
TTL                 : Bandung, 31 Januari 1948
Posisi             : Striker - Pelatih Kepala
Julukan           : -

Lahir dari keluarga sepakbola, ayahnya R. Soendoro pernah menjabat sebagai ketua umum PERSIB di tahun 1950. Saudara-saudara kandungnya seperti Soenarto, Soenaryono, dan Giantoro adalah pemain-pemain bintang PERSIB pada masanya. Tak heran apabila dia begitu fasih ketika berbicara mengenai sejarah PERSIB. Ia pernah juga menerbitkan buku yang berjudul Lintasan Sejarah PERSIB sebagai wujud kecintaannya terhadap klub kebanggaan kita ini.

Merintis karir di UNI pada tahun 1966 dan di tahun 1967 mulai bergabung dengan PERSIB memperkuat barisan depan sampai dengan tahun 1978. Meskipun tidak pernah membawa PERSIB sebagai juara Perserikatan, tapi Ia pernah menyabet gelar Pemain Terbaik di Kompetisi Perserikatan tahun 1973. Karena penampilannya yang cemerlang, ia sempat beberapa kali memperkuat tim Nasional.

Sebagai pelatih kepala, prestasi terbaiknya yaitu ketika berhasil membawa PERSIB masuk kembali ke Divisi Utama tahun 1983 dan membawa PERSIB ke putaran 12 besar LI II tahun 95/96.  Pada tahun 2006 kembali dipercaya mengangkat pamor PERSIB, tapi kursi kepelatihannya di berhenti di tengah jalan, ia mengundurkan diri akibat desakan mundur dari puluhan ribu bobotoh.

Sebenarnya sebagai seorang pelatih ia pintar melihat potensi-potensi muda. Dari tangannya lahir nama-nama besar seperti Yaris Riyadi, Imam Riyadi, dan Cecep Supriatna yang kemudian menjadi pemain yang disegani di tingkat Nasional.

Adeng Hudaya


Adeng  Hudaya (lahir di Cikajang, Garut, 30 Juni 1957; umur 56 tahun) adalah Liberosekaligus kapten, ketika Persib Bandung Berjaya di pentas sepak bola nasional semasa kompetisi era Perserikatan.
Adeng Mulai bergabung dengan Tim Persib sejak tahun 1979, Sudah dua kali menjadi juara kompetisi perserikatan yaitu pada tahun tahun 1986 dan 1989 atau 1990. Ketika menjadi bagian dari tim nasional Indonesia A yang berlatih di Brasil, ia tidak sempat memperkuat Persib di Piala Hasanal Bolkiah (Piala Pesta Sukan II) 1986 di Brunei Darussalam. kemudian Persib memanggil dua pemain asal Bandung (Jawa Barat) yang memperkuat klub lain, yaitu Heri Kiswanto (Krama Yudha Tiga Berlian Palembang) dan Yusuf Bachtiar(Perkesa '78 Sidoardjo).
Perjalan karier di lapangan Hijau relatif mulus, Adeng muda Hijrah ke Kota Bandung pada tahun 1977 untuk kuliah di FPOK UPI ( IKIP) Guna menyalurkan hobinya bermain sepak bola ia masuk klub POP dan selanjut nya POR UNI. 2 tahun kemudian Adeng sudah masuk skuat inti Tim Maung Bandung.
Pada awal karier bersama Persib Bandung Justru kang Adeng bukan pemain belakang, ia malah di plot sebagai striker, Belakangan posisinya berganti ganti,selain jadi striker ia pun sempat menjadi gelandang bek sayap Hingga Kiper.
Bahkan sebagi kiper ia pernah turun sebagai pemain cadangan dalam satu laga kompetisii perserikatan 1984. Ceritanya saat itu Wawan dan Boyke yang biasa jadi pelapis Kiper utara Sobur tak bisa turun karena cedera, Kang Adeng terpaksa di siapkan sebagai Kiper dadakan.
Dia tempatkan sebagai libero pada tahun 1985, posisi ini tidak berubah sampai ia mengundurkan diri pada tahun 1992.

Hubungi Kami

Lagu

Wallpaper

Jadwal Persib


  • Tanggal Pertandingan Kompetisi Venue Siaran Status
  • 13 Jan 2013 PERSIB Bandung vs Persipura Jayapura ISL 2012/2013 Siliwangi, Bandung Live 19:00 
    ANTV
     1-1
  • 17 Jan 2013 PERSIB Bandung vs Persiwa Wamena ISL 2012/2013 Siliwangi, Bandung Live 15:30 
    TV ONE
     4-2
  • 31 Jan 2013 Persiram Raja Ampat vsPERSIB Bandung ISL 2012/2013 Wombik, Sorong Not Live 13.00  2-2
  • 04 Feb 2013 Persidafon Dafonsoro vsPERSIB Bandung ISL 2012/2013 Barnabas Youwe, Jayapura Not Live 13.30  0-0
  • 16 Feb 2013 Persisam Samarinda vsPERSIB Bandung ISL 2012/2013 Segiri, Samarinda Live 19.00 
    ANTV
     2-1
  • 21 Feb 2013 Mitra Kukar vs PERSIB Bandung ISL 2012/2013 Aji Imbut, Tenggarong Live 15:30 
    TV ONE
     4-2
  • 27 Feb 2013 PERSIB Bandung vs PSPS Pekanbaru ISL 2012/2013 Siliwangi, Bandung Live 15:30 
    TV ONE
     4-1
  • 03 Mar 2013 PERSIB Bandung vs Persija Jakarta ISL 2012/2013 Si Jalak Harupat, Bandung Live 15.30 
    ANTV
     3-1
  • 09 Mar 2013 Sriwijaya FC vs PERSIB Bandung ISL 2012/2013 Jakabaring, Palembang Live 19.00 
    ANTV
     2-1
  • 13 Mar 2013 Pelita Bandung Raya vsPERSIB Bandung ISL 2012/2013 Siliwangi, Bandung Live 15:30 
    TV ONE
     1-3
  • 30 Mar 2013 PERSIB Bandung vs Gresik United ISL 2012/2013 Siliwangi, Bandung Live 15:30 
    ANTV
     3-1
  • 03 Apr 2013 PERSIB Bandung vs Barito Putra ISL 2012/2013 Siliwangi, Bandung Live 15.30 
    ANTV
     3-2
  • 07 Apr 2013 PERSIB Bandung vs Persiba Balikpapan ISL 2012/2013 Siliwangi, Bandung Live 15.30 
    ANTV
     1-0
  • 15 Apr 2013 PERSIB Bandung vs Persita Tangerang ISL 2012/2013 Si Jalak Harupat, Bandung Live 15.30 
    TV ONE
     5-1
  • 20 Apr 2013 PERSIB Bandung vs Arema Malang ISL 2012/2013 Si Jalak Harupat, Bandung Live 15.30 
    ANTV
     1-0
  • 28 Apr 2013 Persepam Madura vsPERSIB Bandung ISL 2012/2013 Gelora Bangkalan, Madura Live 19.00 
    ANTV
     1-3
  • 02 May 2013 Persela Lamongan vsPERSIB Bandung ISL 2012/2013 Surajaya, Lamongan Live 15.30 
    TV ONE
     1-1
  • 12 May 2013 PERSIB Bandung vs Persela Lamongan ISL 2012/2013 Si Jalak Harupat, Bandung Live 15.30 
    ANTV
     3-1
  • 19 May 2013 PERSIB Bandung vs Persepam Madura ISL 2012/2013 Si Jalak Harupat, Bandung Live 15.30 
    ANTV
     2-1
  • 25 May 2013 Persita Tangerang vsPERSIB Bandung ISL 2012/2013 Siliwangi, Bandung Live 15.30 
    ANTV
     2-2
  • 31 May 2013 Arema Malang vs PERSIB Bandung ISL 2012/2013 Kanjuruhan, Malang Live 15.30 
    TV ONE
     1-0
  • 03 Jun 2013 Gresik United vs PERSIB Bandung ISL 2012/2013 Petrokimia, Gresik Live 15.30 
    TV ONE
     2-1
  • 11 Jun 2013 PERSIB Bandung vs Pelita Bandung Raya ISL 2012/2013 Si Jalak Harupat, Bandung Live 15.30 
    TV ONE
     4-3
  • 15 Jun 2013 PERSIB Bandung vs Sriwijaya FC ISL 2012/2013 Si Jalak Harupat, Bandung Live 15.30 
    ANTV
     4-0
  • 25 Jun 2013 PSPS Pekanbaru vsPERSIB Bandung ISL 2012/2013 Kaharuddin Nasution, Pekanbaru Live 15.30 
    TV ONE
     0-4
  • 30 Jun 2013 PERSIB Bandung vs Persisam Samarinda ISL 2012/2013 Si Jalak Harupat, Bandung Live 15.30 
    ANTV
     4-1
  • 06 Jul 2013 PERSIB Bandung vs Mitra Kukar ISL 2012/2013 Si Jalak Harupat, Bandung Live 15.30 
    ANTV
     0-0
  • 26 Jul 2013 Barito Putra vs PERSIB Bandung ISL 2012/2013 Demang Lehman, Martapura Live 21.00 
    TV ONE
     2-2
  • 30 Jul 2013 Persiba Balikpapan vsPERSIB Bandung ISL 2012/2013 Persiba, Balikpapan Live 21.00 
    TV ONE
     Scheduled
  • 20 Aug 2013 PERSIB Bandung vs Persidafon Dafonsoro ISL 2012/2013  
     Scheduled
  • 24 Aug 2013 PERSIB Bandung vs Persiram Raja Ampat ISL 2012/2013  
     Scheduled
  • 28 Aug 2013 Persija Jakarta vs PERSIB Bandung ISL 2012/2013  
     Scheduled
  • 03 Sep 2013 Persipura Jayapura vsPERSIB Bandung ISL 2012/2013  
     Scheduled
  • 07 Sep 2013 Persiwa Wamena vsPERSIB Bandung ISL 2012/2013  
     Scheduled

Keterangan waktu yang digunakan adalah Waktu Indonesia Barat (WIB)
Jadwal sewaktu-waktu bisa berubah

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More